MODERNISASI memang memberikan banyak kemudahan
dalam urusan kehidupan manusia. Semua menjadi serba lebih cepat, lebih praktis,
dan tentu lebih efisien. Tetapi modernisasi tetap bukan sesuatu yang tanpa
kelemahan.
Modernisasi dalam beberapa hal justru telah
membuat kewalahan, lebih tepatnya tidak mampu menangani masalah yang lebih
esensial. Di antaranya masalah kesehatan, baik itu kesehatan jasmani ataupun
kesehatan ruhani.
Walaupun teori kesehatan kian berkembang dan
terus berusaha menemukan solusi agar penyakit jauh dari kehidupan manusia,
faktanya kian hari orang kian mudah terkena penyakit. Bukan sekedar penyakit
jasmani tetapi ruhani sekaligus.
Lihat saja di sekitar kita, setiap hari selalu
saja ada orang yang mengeluh kena sariawan, perut kembung, sesak nafas,
pinggang encok, dan lain sebagainya. Bahkan penyakit yang dulu hanya diderita
orang-orang tertentu; kencing manis, ginjal, sakit jantung, keracunan makanan,
kini sudah mengakrabi hampir seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai usia.
Artinya semakin modern, ternyata masalah juga
tidak sedikit. Penyakit kian banyak dan kian ganas menyerang siapa saja.
Atas fakta ini, seorang ilmuwan kontemporer,Fritjof
Capra mengaku heran dengan era sekarang ini (modernisasi).
Melalui bukunya, “Titik Balik Peradaban” ia
mengemukakan, dunia sekarang ini sungguh sangat aneh, para ahli yang seharusnya
mahir dan memahami bidang kajian mereka justru sekarang juga tidak lagi mampu
menyelesaikan masalah-masalah mendesak yang muncul dalam bidang yang menjadi
perhatian mereka.
Ekonom gagal memahami inflasi; onkolog sama sekali bingung tentang
penyebab-penyebab kanker; psikiater dikacaukan oleh schizophrenia; demikian
juga polisi tidak berdaya menghadapi kejahatan yang terus meningkat.
Khusus problem kesehatan, lebih jauh Capra
menuliskan bahwa manusia modern terancam oleh polusi air dan makanan. Kedua
jenis konsumsi manusia ini telah tercemar oleh berbagai macam bahan kimia
beracun.
Menurutnya, di Amerika Serikat, bahan-bahan
tambahan makanan sintetis, pestisida, plastik, dan bahan-bahan kimia yang
beredar di pasar-pasar diperkirakan mencapai seribu macam senyawa kimia baru
setiap tahunnya. Artinya racun kimia telah menjadi bagian yang tak terpisahkan
dalam kehidupan manusia.
Jadi, tidak mengherankan, mengapa orang di era
modern ini cukup rentan terserang penyakit. Tidak saja mereka yang sudah tua,
yang muda pun dalam situasi siaga bahkan anak-anak pun terbilang harus ekstra
dijaga.
Penyakit mengancam tiap saat
Mengapa penyakit menjadi begitu dekat dengan
manusia dan mengancam setiap saat?
Ada banyak faktor yang memicu terjadinya hal
tersebut. Mulai dari cara pandang pragmatis para pengusaha makanan, pola hidup
serba instan di masyarakat, sampai pada tahap dimana orang sudah mulai kurang
peduli dengan syari’at agama dalam hal makanan.
Baru-baru ini (11/08/2011) Pusat Data
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI) melaporkan bahwa, Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis, sebanyak 1.416 item makanan olahan
yang beredar di pasaran tidak memenuhi persyaratan. Ironisnya, total produk
tersebut mencapai sekitar 73.293 kemasan.
Dari sisi pola makan, masyarakat juga sudah
banyak yang menerapkan pola makan tidak sehat. Seperti makan tanpa diawali dan
diakhiri dengan doa, bahkan sambil berjalan, selain itu juga masih banyak yang
tidak membiasakan cuci tangan.
Dunia medis modern mengatakan bahwa, cara makan
yang baik ialah dengan cara duduk dan tenang. Hal itu memungkinkan tubuh
mengarahkan energi menuju proses makanan yang sedang dicerna. Enzim pencernaan
juga akan bekerja dalam kondisi menyenangkan.
Untuk lebih sempurnanya proses pencernaan,
hendaklah disisihkan waktu setidaknya sepuluh menit untuk makan dalam suasana
rileks. Sambil kita terus-menerus memperbanyak dzikir, betapa nikmat Allah
begitu besar pada diri kita. Ditinjau dari sisi adab, makan dengan cara duduk
dan tidak terburu-buru menunjukkan satu akhlak yang baik.
Padahal Rasulullah saw telah memberikan contoh
14 abad lalu, sebelum dunia kedokteran merilis bahwa makan harus duduk, tenang
dan tidak terburu-buru. Islam bahkan mengajarkan untuk memulakan dengan do’a.
Demikian pula dalam hal kebersihan.
Makan Ala Nabi
Untuk menjaga kesehatan atau terhindar dari
penyakit, makanan memang faktor paling kasat mata yang harus diperhatikan.
Namun yang sangat menentukan selain jenis makanan itu sendiri, cara makan pun
sangat perlu untuk diperhatikan.
Oleh karena itu nabi pun punya tips bagaimana
kegiatan makan yang merupakan kebutuhan pokok manusia itu betul-betul optimal
mendatangkan kesehatan dan tidak mendatangkan dampak negatif.
1. pastikan makanan yang didapatkan
adalah halal dan baik serta tidak mengandung unsur-unsur yang haram.
ÙˆَÙƒُÙ„ُواْ Ù…ِÙ…َّا رَزَÙ‚َÙƒُÙ…ُ اللّÙ‡ُ Øَلاَلاً Ø·َÙŠِّباً ÙˆَاتَّÙ‚ُواْ اللّÙ‡َ الَّØ°ِÙŠَ Ø£َنتُÙ… بِÙ‡ِ Ù…ُؤْÙ…ِÙ†ُونَ
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang
kamu beriman kepada-Nya.” (QS: Al Maidah: 88).
Jangan lupa untuk selalu meniatkan makan dan
minum untuk menguatkan badan, agar dapat melakukan ibadah, dan hal-hal lain
yang berguna agar dapat menjadi insan yang muttaqin.
2. kaum Muslim hanya makan sesudah lapar
dan berhenti sebelum kenyang.
Dunia modern dikejutkan dengan satu ‘penyakit’
baru, yakni obesitas. Kelebihan berat badan jika dibiarkan akan mengundang
lebih banyak penyakit. Dan, obesitas ini tentu mulanya walaupun tidak semua,
sering bermula dari kebiasaan makan secara berlebihan. Oleh karena itu makanlah
secukupnya dan jangan berlebihan.
3.mencuci kedua tangan sebelum makan,
jika dalam keadaan kotor atau ketika belum yakin
dengan kebersihannya.
“Apabila Rasululllah Sholallahu Alaihi
Wassalam hendak tidur sedangkan Beliau dalam keadaan junub, maka beliau
berwudhu terlebih dahulu dan apabila hendak makan, beliau mencuci kedua
tangannya terlebih dahulu.” (HR.
Ahmad)
Sehat Ala Nabi
Dalam pandangan Islam, kesehatan bukan saja
jasmani, tetapi juga ruhani. Untuk apa sehat badan kalau imannya kropos? Tentu
sangat baik jika badan kuat iman juga sehat.
Makanan bukan satu-satunya penyebab munculnya
berbagai macam penyakit. Meskipun umumnya beragam penyakit jasmani banyak
ditimbulkan oleh makanan.
Satu hal yang tidak kalah penting terbukti
efektif dalam meminimalisir mudahnya penyakit menyerang kita adalah keyakinan
dan kemauan yang kuat untuk menerapkan syariat agama yang telah dicontohkan
oleh nabi kita.
Meskipun kita telah mengonsumsi makanan penuh
gizi, olahraga teratur, tetapi mental kita bermasalah, sering marah, suka
ngomel, dan paling senang mendengki orang lain. Dapat dipastikan kita akan jauh
dari kehidupan yang bahagia, sehingga rentan terhadap berbagai macam penyakit
(biasanya darah tinggi), utamanya penyakit ruhani yang pada akhirnya akan
berdampak signifikan terhadap kesehatan jasmani.
Islam sebagai ajaran yang bersifat tauhidi,
tidak pernah memberatkan satu aspek lalu mengabaikan aspek yang lain. Seorang
dikatakan sehat dalam perspektif Islam tidak semata bugar raganya, namun juga
prima imannya, baik perangainya dan mulia akhlaknya.
Bagaimana agar kita bisa sehat jiwa raga?
Berikut langkah-langkahnya;
Pertama, bangun sebelum shubuh atau dini hari untuk qiyamul lail. Bagi anda
yang pelajar/mahasiswa anda bisa menulis di waktu yang hening itu. Lebih afdhal
juga jika anda bangun sholat dan berdoa. Sebab doa pada waktu malam kemungkinan
terkabulkannya cukup besar. Dan, lakukanlah sholat Shubuh secara berjama’ah di
masjid.
Jika rumah anda terbilang agak jauh dari masjid,
kondisi tersebut sungguh sangat menguntungkan. Anda bisa jalan kaki ke masjid.
Jadi, selain mendapat pahala yang jauh lebih besar, anda juga bisa sekaligus
berolahraga sambil menikmati sejuknya udara di pagi hari.
Jika anda rutin melakukannya, jalan kaki akan
menjadikan peredaran darah lebih teratur, dan darah akan sampai dalam jumlah
yang besar ke pembuluh-pembuluh darah yang ada di seluruh tubuh, sehingga dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan banyak keletihan yang disebabkan oleh
kurangnya suplai darah di seluruh sudut tubuh pada beberapa penyakit.
Kedua, sebisa mungkin jangan mudah emosi atau mudah marah.
Rasullullah saw, memperingatkan kita, "Jangan marah, jangan marah, jangan
marah." Ini menunujukkan bahwa hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim
bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh
kebersihan dan kesehatan jiwa.
Jika anda termasuk tipe orang yang suka marah,
atau mudah terpancing emosi lalu marah, Rasulullah saw memberikan tips berikut
ini;
1.
Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila
duduk maka berbaring
2.
Membaca ta 'awwudz, karena marah itu dari syaithan
3.
Segeralah berwudhu dan lakukanlah sholat dua rakaat untuk meraih
ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati
Ketiga, jangan mendengki saudara Muslim yang lainnya. Gembira jika saudaranya
tertimpa musibah dan bersedih jika suadaranya mendapat berkah merupakan sikap
yang tercela dan bisa menghanguskan pahala kebaikan kita sendiri.
“Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki),
sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu.” (HR. Abu Dawud)
Keempat, senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan
kesehatan. Rasulullah saw berwasiat kepada kita, “Mohonlah kepada Allah
keselamatan dan afiat. Sesungguhnya tiada sesuatu pemberian Allah sesudah
keyakinan (iman) lebih baik dari pada sehat afiat.” (HR Ibnu Majah).
Kelima, perbanyaklah puasa.
Suatu kali, penulis bertemu dengan seorang
pengurus masjid di kawasan Grogol Jakarta Barat. Usianya sudah lebih dari 70
tahun, tetapi fisiknya masih kuat. Dia mampu membersihkan masjid dan naik turun
tangga setiap hari.
Tatkala ditanya, apa rahasianya, jawabannya
cukup singkat, “Kosongkan perutmu dua kali seminggu dan perbanyaklah minum air
disertai doa. Mesin saja kalau tidak diservice bisa rusak," begitu
jawabnya sederhana. Subhanallah.
Benar, puasa dan doa adalah salah satu cara
menservice fisik manusia supaya tetap bugar. Nabi pernah berpesan, dalam amalan
puasa, terkandung banyak manfaat kesehatan. ”Puasalah kamu niscaya kamu akan
sehat selalu.”
Dengan memperhatikan dan berupaya menerapkan
cara hidup nabi dalam kesehariannya, Insya Allah bukan saja fisik kita akan
sehat, jiwa kita pun akan selalu terawat.
Jadi, mari kita mulai meneladani hidup nabi
sekarang juga. Wallahu a’lam. */Imam Nawawi
Bagikan