Tidak
pernah terlintas di benak sulistiyo wijirahayu yang lebih akrab di panggil
sulis, anak pasangan bapak Sholeh (alm) dan ibu Dwi Darsuli yang berasal dari
Desa Gaji, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah kalau dia bisa
meneruskan kuliah di luar negri. Setelah lulus SMA (sekolah menengah atas) ia
harus melipat mimpinya untuk meneruskan kuliah sekalipun ia dapat beasiswa
masuk universitas (BMU) karena prestasinya. Ternyata rencana Tuhan memang
indah. Namun butuh prjuangan panjang dan pedih untuk sampai ke saat ini.
Tahun
2005, sulis tamat SMA. Ia tidak bisa menikmati kegembiraan seperti
teman-temannya dengan rencana-rencana untuk kuliah. Ayahnya terserang penyakit
jantung dan mengharuskan beliau berbaring di rumah sakit dengan biaya yang semakin
hari semakin membengkak. Membuat hati sulis sebagai anak pertama berfikir,
menepikan keinginannya untuk kuliah dan maju untuk menolong keluarga. Dengan
tekad yang bulat memilih menjadi BMI. Hongkong adalah pilihannya saat itu.
Kembali
ia dipulangkan ke indonesia. Kali ini ia cukup lama di BLK. Mungkin majikan
yang akan memperkerjakanya melihat riwayat di hongkong yang sudah dua kali di-PHK membuat mereka
menggeleng kepala setiap kali melihat berkasnya.
Hampir
Sulis menyerah, namun tekan selalu ia tumbuhkan. Do’a tak lelah ia haturkan
kepadaNYA. Ia tak ingin cobaan yang di alami membunuh mimpi-mimpinya.
Akhirnya
ia mendapat job baru, kali ini ia bekerja di daerah fanling sebagai pembantu
rumah tanggan saat pertama kali masuk adan agency meninggalkannya di rumah
majikan barunya tetap tak bersahabat dari Thai-thai membuat sulis was-was.
Apapun
yang sulis lakukan selalu salah. bahkan berkali-kali piring, pakaian harus
dicuci ulang. Lantai dipel berkali-kali. Bagaimanapun cara kerja sulis ia akan
selalu bertemu kalimat-kalimatseperti suara kereta api yang tak ada
putus-putusnya keluar dari mulut Thai-thai. Thai-thai seperti mata-mata yang
setia mengintai segala gerak-geriknya. Benar-benar seperti kerja rodi di jaman
dulu.
Di
hari keempat ia kembali di PHK. Patah smua semangatnya. Menjadi pembantu rumah
tangga di hongkong ternyata tak semudah seperti cerita sahabat-sahabat yang
selama ini ia dengarkan.
Tekadnya
dalam hati sangat kuat, tak akan pulang sebelum berhasil..!!!!. akhirnya ia
memberanikan untuk menelphon dan curhat apa yang dia alami dengan sahabatnya di
macau. Sahabatnya menganjurkan agar sulis ke macau.
Dia
langsung menuju tempat pembelian tiket di terminal feri di Tsim sha tsui,
kowloon untuk ke macau. Setelah membayar tiket, dalam sakunya hanya tinggal
tersisa $100. Perjalanannya ke macau menggunakan visa turis.
Tinggal
beberapa hari batas visanya ia mendapat pekerjaan dengan status pekerja stay in
di toko cat milik Mr. Mei yee da silva lelaki yang berkebangsaan portugis.
Kemahirannya
berbahasa kantonis telah menyelamatkanya dari salah satu syarat utama bekerja
di majikan kali ini, ditambah sedikit bahasa inggris yang dikuasainya membuat
Mr. Mei Yee langsung mengangguk-angguk senang ketika untuk pertamakali agency
temannya di macau yang mempertemukannya dengan majikan barunya.
Dengan
segala kemampuanya, sulis melakukan semua pekerjaan dengan sangat baik. Dia
bukan saja membuat majikanya senang tapi juga bisa mendapatkan kepercayaan
penuh. Majikanya kali ini tidak seperti majikannya dulu di Hongkong. Majikannya
sekeluarga yang sekarang bahkan memperlakukan sulis seperti bagian dari
keluarga mereka. Luar biasa, jarang sekali bisa menemukan majikan yang seperti
ini.
Setelah
beberapa lama di Macau, Sulis mulai mencari informasi. Sulis sangat
berterimaksih dengan keluarga Mr. Mei Yee sekeluarga yang sangat mendukungnya
untuk sekolah.
Dan
akhirnya di hari libur, sulis memutuskan untuk kursus komputer. Dengan cepat
sulis mahir mengoprasikan komputer. Setelah lulus dari kursus dengan nilai yang
memuaskan. Dia langsung ditarik sebuah lembaga kesetaraan untuk BMI di macau
yang wktu itu baru dibuka, dia ditempatkan untuk mengajar komputer pada saat
jam kerjanya usai atau saat libur.
Setahun
dia mengajar komputer lalu dia merangkap ke bagian administrasi, kelincahanya
dalam menghitung membuat pemilik lembaga berdecak kagum.
Kemudian
ia menemukan informasi tentang sekolah lanjutan program diploma informasi
technology di Hongkong lewat sebuah tabloid yang dibawa temannya.
Sempat
Mr. Mei Yee tidak setuju kalau sulis mesti bolak-balik Macau-Hongkong untuk
kuliah. Namun melihat semangat sulis yang berapi-api untuk kuliah, akhirnya Mr.
Mei Yee memberikan izin asal tugasnya di toko cat yang jam bukanya cukup panjang
dari jam 9 pagi sampai jam 8 malam bisa dilakukan sulis dengan baik.
Sejak
itu, setiap sebulan sekali sulis harus bolak-balik ke Hongkong untuk menuntut
ilmu. Sulis sangat sadar, ilmu ini sangat diperlukannya karna kini dia jadi
tutor komputer dan bekalnya kelak setelah pulang ke tanah air. Toh, ia tidak
mau selamanya menjadi BMI. Ada ibu dan adiknya yang mesti ia jaga. Ia kembali
mendapat informasi dari sahabat BMI bahwa
ada universitas S1 manajemen bisnis akan dibuka di Macau. Tidak ia
sia-siakan kesempatan baik ini.
Seperti
sebuah keajaiban. Keberuntungan dan
kemudahan seakan mulai berkawan dengannya, saat pertamakali universitas S1
presentasi dimacau, dosennya langsung meminta sulis untuk membantu menjadi asisten
dosen.
Setiap
Hari, Minggu dan bulan dia isi dengan segala kesibukan yang positif. Minggu pertama
dia harus ke Hongkong belajar IT. Minggu kedua dia kuliah di Macau belajar
manajemen dan juga menjadi asisten dosen.
Minggu
ketiga dan keempat dia mengajar kursus komputer. Kuliah dilakukan pada saat dia
libur selain itu lebih banyak lewat online. Karena kecapekan sempat sulis
sakit. Mr. Mei Yee protes. namun kembali sulis meyakinkan ke Mr. Mei Yee jika
sudah terbiasa semua akan baik-baik saja.
Tiga
tahun sulis menekuni semua, pada 11 september 2011 dia lulus S1 dengan gelar
BSEM (bachelor of scientist enterpreneur
management) dan lulus D1 IT dengan sertifikat dari dosen Hongkong. Diploma IT
dari Indonesia dengan namanya AVM Hongkong, cabang dari ITS Surabaya, dan
Universitas Saint Marys Hongkong dari philipina. S1 dari universitas luar negeri
asli.
Ibunya,
ibu Dwi Darsuli sangat senang dengan segala kedewasaan sulis dalam menghadapi
masalah sendiri dan tak pernah menduga Sulis pulang membawa dua gelar dari dua
universitas di dua Negara berbeda.
Tagal
16 mei 2012, genap 6 tahun dia kembali ke tanah air setelah setahun di Hongkong
dan lima tahun di Macau, tanggal 26 juni 2012 ia mulai bekerja di kantor
kecamatan Tegowanu sebagai operator E-KTP. Dan malam harinya dia diminta untuk
mengajar privat komputer. Setelah 3 bulan kerja sebagi operator E-KTP, ada info
lowongan kerja sebagai administrasi keuangan di PT. Raya Konsult KSO dari
temannya, tanpa berfikir panjang dia langsung mendaftar dan mulai tanggal 01
Oktober 2012 dia di terima kerja di PT. Raya Konsult KSO di posisi
administrasi.
Sulis
berharap kelak ia bisa membuka sendiri kursus computer untuk berbagi ilmu yang
didapatnya. Tentu sekarang ia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk
membangun cita-citanya “berharap ada keajaiban !! ada orang yang mau bekerja
sama untuk ini.” Ujarnya.
Segala
yangtelah diperjuangkan Sulis dapat menunjukkan kepada banyak orang , BMI tidak
lagi dapat dipandang sebelah mata. Asal ada kesempatan buat mereka, mereka bisa
berprestasi dengan baik. Sulis berharap semua BMI, “janganlah menyia-nyiakan
kesempatan, karena kesempatan tidak dating untuk keduakalinya, karena pepatah
mengatakan carilah ilmu sampai ke negeri cina. Raihlah segala cita-cita selagi
kita bisa!!!”.
foto dengan mahasiswa dari afrika